BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di zaman modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Dengan bantuan mesin produktivitas semakin meningkat diiringi dengan semakin meningkatnya kualitas yang semakin baik dan semakin standar. Saat sebuah perusahaan baik skala besar atau skala kecil tidak lagi membutuhkan tenaga kerja yang banyak karena kehadiranmein yang menjadi pilihan. Mesin dapat membuat keuntungan yang cukup besar bagi penggunanya namun juga membuat kerugian karena mesin memiliki resiko tinggi untuk rusak sewaktu-waktu, meledak atau bahkan terbakar. Akibat dari kecelakaan kerjapihak perusahaan akan mengalami kerugian yang besar. Kecelakaan bukan hanya disebabkan oleh alat-alat kerja tetapi juga disebabkan oleh kecenderungan pekerja untuk celaka (accident prronenes)
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan untuk meningkatkanproduktivitas kerja karyawan, di samping itu K3 adalah hak asasi setiap tenaga kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade Ageement (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) serta Asia Pacific Ecomoic Community (APEC) yang akan berlaku tahun 2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas ternyata kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri di Indonesia. Ergonomi yang merupakan pendekatan multi dan interdisiplin yang berupaya menserasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan kebolehan dan batasan tenaga kerja sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat, selamat, aman, nyaman dan efisien. Dalam hal ini ergonomi juga berupaya menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. Tujuan ergonomi dan K3 hampir sama yaitu untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karena itu ergonomi dan K3 perlu diterapkan di semua tempat kerja untuk meningkatkan kesehatan daan keselamatan kerja tenaga kerja guna meningkatkan produktivitas kerja tenaga kerja, namun kenyataannya penerapan ergonomi Dan K3 di perusahaan terutama di perusahaan kecil dan menengah masih jauh dari yang diharapkan. Program-program ergonomi dan K3 sering menempati prioritas yang rendah dan terakhir bagi manajemen perusahaan. kesehatan dan keselamatan kerja bukanlah segala-galanya, namun tidak disadarinya bahwa tanpa kesehatan dan keselamatan kerja segalanya tidak berati apa-apa. Menyadari pentingnya ergonomi dan K3 bagi semua orang di manapun berada maupun bekerja, serta adanya persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan di era globalisasi ini maka mau tidak mau upaya untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas dan komitmen semua pihak baik pemerintah maupun swasta dari tingkat pimpinan sampai ke seluruh karyawan dalam manajemen perusahaan. Kecenderungan pekerja untuk celaka merupakan kenyataan bahwa untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu terdapat tanda-tanda kecenderungan untuk mengalami kecelakaan. Manusia merupakan faktor penting terjadinya kecelakaan akibat kerja. Kecenderungan pekeja yang dapat berakibat kecelakaan akibat kerja berawal ketika ada pekerja yang bersikap sembrono, sering melamun, asal saja, dan lain-lain. Tanpa diduga manusia kadang-kadang sengaja membuat kecelakaan, sehingga kata kecelaan sudah tidak tepat lagi, hal ini dapat terjadi sebagai akibat kejenuhan yang dialami. Continue reading